“Kuncinya cobalah berdiri di semua golongan. Evaluasi sudah sejauh mana Presiden menjangkau semua golongan terutama yang berbeda pandangan politik dengan dia,” kata Fahira dalam siaran persnya, kemarin.
Sejak kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Non Aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diproses kepolisian hingga saat ini memasuki tahap persidangan, suhu politik dan sosial di Indonesia begitu panas. Gejala ini, menurut Fahira, mengkhawatirkan, karena bukan hanya terjadi di Jakarta tetapi benih-benihnya sudah muncul hampir di seluruh Indonesia. Relasi sosial yang sebelumnya terjalin baik, kini semakin renggang dikarenakan masyarakat terpecah pendapatnya menyikapi pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu yang menafsirkan kitab suci agama yang tidak dia pahami dan yakini. Sakong Online
Fahira Idris mengingatkan pemerintah, bahwa situasi yang terjadi saat ini jika dibiarkan terus akan dimanfaatkan oleh para provokator untuk menemukan momentum memecah bangsa. Besarnya potensi gesekan yang bisa dimanfaatkan provokator sangat lengkap. Bukan hanya antarumat beragama, tetapi juga antar antargolongan, antarpandangan politik, bahkan etnis. Bahkan gesekan umat di dalam satu agama yang sama juga berpotensi terjadi karena terpecah pandangan soal Ahok yang kemudian merambat ke persoalan-persoalan lain.
“Sepanjang hidup, baru kali ini saya melihat dan merasakan langsung relasi sosial yang begitu renggang. Masyarakat terpecah-pecah bahkan sudah berhadap-hadapan dan punya potensi beradu gara-gara pernyataan tidak sensitif seorang pejabat publik,” kata Fahira.
Dalam situasi seperti ini, menurut Fahira, sebaiknya pemerintah menghindari pernyataan dan kebijakan yang malah membuat pemerintah secara tidak sadar menempatkan dirinya menjadi bagian dari masalah. Domino99 Online
Situasi yang terjadi saat ini di Indonesia, kata Fahira, adalah batu ujian bagi seorang pemimpin untuk naik tingkat. Jika berhasil menyelesaikannya persoalan yang mendera bangsa saat ini, maka integritasnya dan reputasinya sebagai pemimpin akan semakin kuat sehingga semua elemen bangsa akan terkonsolidasi mendukung Pemerintahan. Namun jika tidak, maka yang terjadi akan sebaliknya.
“Kalau kita tengok ke belakang, janji Presiden Jokowi saat pertama kali terpilih adalah ‘salam tiga jari’ yaitu menyatukan Indonesia yang berbeda pandangan karena Pilpres. Saatnya janji tersebut direalisasikan,” kata Fahira.
(Kumpulan Cerita Campuran)
No comments:
Post a Comment