Kasubnit PPA Satreskrim Polres Subang Bripka Nenden mengatakan, penangkapan pelaku berawal dari laporan masyarakat tentang dugaan praktek perdagangan orang. Tak mau percaya begitu saja, pihak kepolisian mengirimkan petugas untuk mengecek kebenaran laporan.
Bahkan tak mau upaya itu diketahui pelaku, petugas pun melakukan penyamaran dengan cara berpura-pura menjadi konsumen. Benar saja, sekitar pukul 16.00 WIB, pelaku terlihat sedang bertransaksi. Setiap hidung belang yang datang, pelaku menawarkan wanita penghibur lengkap dengan kamar khusus di sebuah warung yang disulap menjadi tempat karaoke.
Pihak kepolisian pun langsung melakukan penggerebekan. Selain mengamankan pelaku, saat itu petugas mendapati dua wanita berusia sekitar 20 tahun yang diketahui menjadi pekerja. Keduanya kemudian diminta keterangan sebagai saksi. AduQ
“Pelaku merupakan menyewakan tempat untuk mesum dengan mendapatkan jasa tempat sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu sekali transaksi,” jelas Nenden.
Kepada petugas, pelaku mengaku sudah menjalankan bisnis haramnya tersebut selama satu tahun. Sementara sekali transaksi, setiap pekerjanya menawarkan tarif yang bervariatif, mulai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Selain itu petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa 2 unit ponsel, uang tunai Rp 400 ribu, botol miras, seprei dan bantal.
Pelaku mengaku terpaksa melakukan pekerjaannya tersebut. Dia mengaku butuh uang tambahan karena terdesak kebutuhan ekonomi. Akibat perbuatannya, pelaku dijerat pasal 2 Undang-undang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
No comments:
Post a Comment